Senin, 01 Februari 2010

Adios Garuda Junior!

Dalam hitungan jam dari waktu saya menulis ini, para Garuda Junior akan terbang meninggalkan Indonesia. Terbang menuju suatu negara tempat mereka menimba ilmu sepak bola bersama Coach Caesar Payovich. Negara itu adalah Uruguay. Perasaan campur aduk saat saya menulis tulisan ini. Sebelum mereka pergi saya ingin bercerita tentang pengalaman saya bersama mereka.

Bermula ketika para Garuda Junior bertanding di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung, melawan China Taipei, 12 Novemeber 2009. Saya menyaksikan permainan mereka. Benar-benar sangat indah. Pemain yang aku tahu saat itu hanya Syamsir Alam. Saya tahu dia sejak SMP kelas tiga dari Lensa Olahraga. Maka dari itu, saat di stadion yang saya teriakki hanya "Syamsir !! Syamsir Alam!!". Ada satu pemain yang lagi yang saya tahu dari tim ini. Dia dalah adik dari mantan Pangeran Persib, Zaenal Arif. Dia adalah Yandi Sofyan Munawar. Hari itu Garuda Junior mencukur lawannya 6-1 !! Sungguh tak sia-sia saya menyaksikan langsung pertandingan mereka di Jalak Harupat.

Keesokkan harinya saya menghampiri ke kandang Garuda junior selama mereka di Bandung. Saat pertama kali bertemu, dimata saya mereka ini anak-anaknya pemalu, cuek dan jaim. Saya agak bete dengan sikap mereka itu. Tapi senyuman tak bisa berhenti menghiasi dari wajah saya. Betapa bahagianya saya bisa berada di dekat mereka. Begitupun hari-hari selanjutnya. Saya semakin rajin menjenguk mereka. Saya meyakini dalam hati kalau sebenarnya para Garuda Junior ini bukanlah sekumplan orang-orang yang jaim dan sombong. Dan itu memang terbukti setelah mereka mau menandatangani foto full team Garuda Junior. Walaupun tak terjadi obrolan panjang antara saya dengan mereka, setidaknya ada interaksi dengan mereka yang terkesan sangat akrab bagi saya. Mereka bercanda-canda, menjahili saya dan kembaran saya, itu semua cukup untuk membuat saya senang bisa kenal mereka. Selain itu, bukti bahwa mereka tidak sombong adalah dengan mengenakan gelang merah putih asli buatan tanagn kami sendiri saat pergi jalan-jalan ke BSM.



Setealh mereka pergi meninggalkan Bandung, saya tak ingin lose contact dengan mereka. Saya cari satu per satu Facebook mereka dan alhamdulillah! Hampir semua anggota tim memiliki akun di situs jejaring sosial ini. Satu per satu dari mereka meng-confirm friend request saya. Saya mencoba untuk memulai perbincangan di facebook. Tapi tak selalu berjalan mulus. Seperti hilangnya topik pembicaraan atau ada kata-kata yang tak seharusnya saya tulis tapi tertulis. Ada satu pemain anggota Garuda Junior yang menarik perhatian saya dengan masih ingatnya ia dengan saya dan kembaran saya. Kami asik ngobrol via chatroom di facebook. Pemain itu adalah Mokhammad Syaifuddin. Selain dia beberapa pemain yang sering menanggapi wall-wall saya adalah Zaenal Haq,Yoewanto Stya Beny, Ferdiansyah dan Yericho Christiantoko. Terkadang Yandi juga membalas begitupun dengan Alan Martha. Saya juga sempat chat sebentar dengan pemain yang bernama Syaiful Bachri Ohorella. Percakapan dengan beberapa dari mereka sungguh menyenangkan hati saya. Tak pernah saya sdekat ini dengan pemain bola apalagi mereka adalah anggota Garuda Junior.

Waktupun terus berlalu masa yang dinantikan tiba. Garuda Junior harus terbang ke Uruguay. Sebulan sebelumnya saya sudah berencana akan mengantar mereka saat akan terbang ke Uruguay nanti. Selain itu, saya juga ingin memeberikan kenang-kenangan untuk para pemain berupa gelang merah putih. Sama seperti yang saya beri buat Alam, Yandi. Proyek 25 Merah Putih saya menyebutnya dalam proyek pembuatan gelang ini. Siang, malam, sore. Nonton Tv, online, lagi bengong, dalam mobil, dalam kereta, di tukang baso, di kampus, di tempat latihan angklung, dimana-mana saya tetap membuat gelang-gelang ini agar tercapainya target 25 merah putih.

Namun Allah berkata lain, saat hari yang ditungggu-tunggu mendekat, kembaran saya harus masuk Rumah Sakit! Pukulan yang sangat keras untuk saya. Karena saya jadi dilarang untuk pergi ke Jakarta, melepas kepergian Garuda Junior. Saya tak percaya kenapa ini mesti terjadi di saat seperti ini?! Kembaran saya inipun sebenarnya ingin sekali bisa ke Jakarta. Tapi apa daya.... Saya hanya bisa menangis meratapi kegagalan semua rencana yang sudah saya susun sejak lama. Bagaimana dengan nasib 25 gelang merah putih ini? Haruskah ikut batal untuk sampai ke lengan mereka? Air mata tak berhenti mengalir hari itu.

Tapi saya tak bisa terus larut dalam kesedihan kerana tak bisa melepas mereka ke Uruguay. Akhirnya saya mencoba untuk melupakan air mata itu dengan merubahnya menjadi untaian-untaian kata yang dipanjatkan pada Allah SWT. Saya hanya bisa berdoa,
"Ya Allah... Lindungilah mereka selama perjalanan menuju Uruguay, berikan mereka kesehatan, kabulkanlah semua cita-cita mereka." Amin...

Akhirnya saya akhiri tulisan ini dengan pesan-pesan untuk para Garuda Junior.
"Teman-temanku... Jangan lupa untuk solat tanda syukur kalian pada Allah SWT, Berbuatlah hal-hal positif selama di Uruguay nanti. Semua rakyat Indonesia ada di belakang kalian dan selalu siap untuk mendoakan kalian. Take care and Good luck guys!"

Mungkin dulu di mataku dan di hatiku, kalian bukan siapa-siapa. Tapi sekarang, kalianlah yang membuat hidupku semakin berwarna... Gracias!

Adios Garuda Junior!!

the pics :

l

Tidak ada komentar: